she's gone


Dann menatap sinar bulan purnama, sendirian terpaku di tepi balkon terdiam lama. Hatinya sakit bukan main, dari tadi ia belum memasukkan makanan ke dalam mulutnya yang mulai keroncongan. Dann, masih terpaku menatap malam yang tenang, namun Dann tak lagi melihat Keiza dalam pandangannya. Gadis manis itu sudah pergi beberapa menit yang lalu dari hadapannya, di sebuah keramaian, saat terakhir keduanya asyik dimanjakan pemandangan taman kota.

“Ravi, dia bilang begitu ke aku, dan aku mau untuk hidup bersamanya Dann!” tatap Keiza dalam, ia ingin Dann setuju dengan pernyataannya saat itu, pernyataannya yang membuat pria itu dilanda hampa. “Apa tidak ada pilihan lain, maksudku aku saja,” Dann memuntahkan kalimat itu jelas, sangat tegas, dan berani, walau pada awalnya Dann sangat takut melontarkan kalimat yang mengguncang gadis itu.

Benar, dan Keiza marah dengan pernyataan itu. Ia menampar pipi kanan Dann lancang, “Kau hanya teman!” Keiza bangkit dari duduknya lalu berlari ke arah jalan keluar. Dann mengejarnya cepat, menggerakkan kedua kakinya untuk mengatakan sesuatu yang selama ini ia pendam. “Aku mencintaimu, apa itu salah?” sebut Dann dengan mata berkaca-kaca saat berhasil meraih lengan kanan Keiza.

Keiza tak menatapnya sedikit pun, ia memilih diam dan berusaha pergi menghindari Dann yang tak lagi mengejarnya. Keduanya memang bersahabat, hati Dann berkata cinta pada Keiza, namun gadis itu menepis semua pernyataan itu. Dann sadar ia kecewa, sadar bahwa apa yang ia perbuat selama ini hanya sebuah ikatan pertemanan belaka.

Purnama masih bersinar, sudah beberapa menit berlalu dalam keheningan yang dirasakan Dann. Segala usaha yang ia kerahkan memang tidak berbuah manis, Keiza membuat remuk seluruh hatinya, Pupus.

THE END

Komentar