Sukhoi Disaster



Proses identifikasi, uji DNA, data-data korban, keluarga yang ditinggalkan, tangis, penantian, harapan, doa, dan suasana ramai di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Tragedi yang tidak disangka-sangka itu terjadi hari rabu lalu, tepatnya 9 Mei 2012.  Pukul 14.33 WIB saat Joy Flight tengah berlangsung dan kehilangan kontak dengan pesawat Sukhoi Super Jet 100 asal Rusia itu. Naas, Joy flight rute kedua tersebut harus berakhir dengan tragedi pilu.

Tim Mapala Universitas Indonesia (UI) yang juga ikut dengan tim Search And Rescure (SAR) akhirnya dapat mengambil foto-foto di sekitar lereng gunung Salak, Bogor yang menjadi tempat pesawat Sukhoi jatuh. Sampai kini tim SAR dan relawan masih terus mencari jenazah korban Sukhoi di sekitar lokasi kejadian yang sulit di jangkau jika terjadi kabut tebal di wilayah gunung Salak.


puing-puing badan pesawat, sumber :antarafoto


puing-puing Sukhoi di tebing gunung Salak, sumber :detik.com


Berbicara perihal cuaca saat Sukhoi melintas rabu lalu mendapati dua pendapat yang berbeda. Dari pantauan satelit Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang dikutip dari www.metrotvnews.com, Menurut Tumawin Mulyono, Deputi Meteorologi BMKG mengatakan bahwa, kondisi awan saat itu di titik jatuhnya Sukhoi, adalah awan halus. Awan tidak gelap dan tak menimbulkan hujan serta kabut. Sedang cuaca di Bogor secara umum pada Rabu silam, dalam kondisi awan Culumonimbus. Awan ini merupakan awan gelap yang cenderung membawa angin kencang, kabut serta hujan lebat.

Namun berbeda dengan amatan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), yang menyatakan, cuaca saat Sukhoi melintas, sedang tidak bersahabat. Menurut Thomas Djamaluddin, Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan LAPAN, saat itu Gunung Salak sedang diliputi awan Cumulonimbus menjulang setinggi 37.000 kaki (11,1 kilometer). Analisis indeks konveksi yang bisa menggambarkan ketinggian awan juga menunjukkan indeks sekitar 30 yang bermakna adanya awan Cumulonimbus yang menjulang tinggi.
Keluarga korban Sukhoi SSJ 100, Sumber : Tribunnews.com

Peserta Joy Flight rute pertama, sumber :dolya.livejournal.com



Dikutip dari Okezone di Bandara Halim PerdanakusumaTerdapat 41 penumpang yang ikut dalam demo joy flight Sukhoi SSJ 100, namun 5 diantaranya tidak jadi ikut dalam penerbangan. Diantara penumpang yang ikut tersebut terdapat 2 jurnalis Trans TV yakni Ismi dan Aditya Sukardi yang hari itu mendapat tugas peliputan.

Duka mendalam masih dirasakan pihak keluarga, belum semua korban dapat dievakuasi dan sudah beberapa di antaranya telah di bawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta untuk dilakukan proses identifikasi.

Sukhoi Super Jet 100 yang menabrak tebing gunung Salak, Bogor rabu lalu banyak menyimpan duka. Joy flight kedua yang tidak sesukses saat demo pertama. Tidak ada yang tahu rahasia di balik semua itu, semua orang berharap para korban dapat di temukan secepatnya.










Komentar