Reuni di Surga

Setelah melewati umur seperempat abad,  saya  baru menyadari begitu banyak kecacatan dan  bodohnya saya selama ini.  Ya,  dimata Tuhan saya amat-amat nista, si pendosa yang berlumuran dosa lagi banyak alpanya. Di umur yang sudah tidak belia ini, ragam penyesalan muncul. Menyesal kenapa dulu tidak kepo terhadap jalan penuh rahmat ini. 

Ada sebuah mimpi yang bisa diwujudkan jadi nyata asal punya kemauan. Mimpi itu adalah "masuk surga". Masya Allah, tidak sebanding duniawi ini dengan megah dan menakjubkannya surga. Sungguh tak ada tandingannya.

Saya pernah melihat video drone yang  tayang di Youtube beberapa waktu lalu, video itu memotret sudut-sudut New Zaelands dari udara, negeri yang menjadi salah satu tempat termahsyur di muka bumi ini.  Lautan biru terhampar, gunung-gunung yang mengelilinginya, hutan dan pulau-pulau kecil di tengah laut,  sebentuk  potret tentang rimbunnya negeri itu.  Saya pun membatin, kalau New Zaelands bisa seindah itu, bagaimana dengan surga?

masjid Islamic Center Kota Lhokseumawe (dok:pribadi)


Untuk seorang pendosa, masuk surga itu rasanya berkah yang harus disyukuri. Namun, bagaimana bisa masuk ke sana kalau dosanya banyak sementara amal ibadah tipis? 

Tiket masuk surga tidak semudah kita memesan tiket konser melalui gerai Alfamart atau kawan-kawannya, atau memesan tiket pesawat dengan modal jempol lewat ponsel pintar. Tiket masuk surga itu spesial, hanya orang orang yang dikehendaki Allah yang bisa lolos masuk ke dalamnya, jadi penghuni tetap, selama-lamanya di sana, gak perlu bayar air sama listrik, semua gratis tis tis, tinggal duduk santai kalau bahasa sekarang kong kow sambil makan minum tanpa ada efek samping gemuk, bongsor, atau maaf, tak perlu lagi mencari kamar mandi untuk buang air. Dan tidak hanya itu,  di dalam surga yang kita dengar hanyalah kalimat yang tidak sia sia,  saling memberi salam,  dan yang paling utama,  kita bisa bertemu Sang Creator kita Allah Ta'ala juga Rasulullah SAW.

Masya Allah. Sebegitu spesialnya surga, kampung terakhir dan forever untuk orang-orang beriman. 

Lalu, apa effort supaya bisa masuk ke sana? Caranya tidak lain dengan mendekatkan diri pada yang menciptakan surga. Tidak ada dzat yang berhak diminta dan disembah kecuali Rabb yang Ahad, Allah Ta'ala. Dan hanya pada Allah kita bisa mencurahkan segala isi hati, termasuk minta petunjuk dan kemudahan agar Ia meridhoi kita masuk surga.

Masuk surga adalah perkara yang tidak mudah, tentu harus ada effort menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangannya. Dan, dunia ini lah kampung sementara kita untuk meniti karir menggapai cita-cita tertinggi itu, surga yang begitu indah.

Ada banyak tantangan dalam meniti karir menuju tiket emas ke surga. Dan tantangan itu terjadi saat kita masih bernafas dan berkehidupan di muka bumi. Termasuk saya sendiri, kadang suka lalai menjalankan ibadah, suka malas, atau bahkan meninggalkan yang wajib. 

Namun ampunan Allah Maha Luas, memohon ampun dan minta pertolongan-Nya agar istiqamah dalam beribadah. 

Terus berbenah dan perbaiki diri untuk menjadi lebih baik lagi, tingkatkan takwa dan jaga selalu niat yang ikhlas, sebab syarat amalan diterima oleh Allah  adalah keikhlasan dalam mengamalkannya.

Semoga kita semua bisa reuni di surga Allah, masuk ke sana, beramai ramai dengan sanak keluarga dan kerabat. Indahnya surga, meski kita belum pernah menyaksikannya, jangan pernah ragu dan malu meminta pada Sang Maha Baik agar bisa memasuki tempat terbaik itu. Dan semoga kita semua dilindungi Allah dari api neraka,  tempat yang pedih lagi penuh siksa. Semoga Allah senantiasa menolong kita hingga di yaumil akhir.



رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ


“Wahai Tuhan kami! Anugrahkanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari api neraka.” (QS. al-Baqarah: 201)



Jakarta, Minggu 12 Agustus 2018

Komentar