Tak Kenal Tapi Sayang

Adalah dia, Rasulullah SAW. Manusia terbaik di muka bumi, keturunan Ibrahim AS. penutup para nabi, hero paling berpengaruh sepanjang zaman. Karena Rasulullah SAW, kita jadi tahu mana yang baik dan mana yang buruk, Allah mengutusnya untuk memberikan kita peringatan sekaligus kabar baik. Tentang surga, juga tentang neraka. Mengajak manusia untuk takut pada Allah dan menjalankan perintah-Nya.

Dari buku berjudul "Betapa Rasulullah SAW merindukanmu", karya penulis Abdillah F.Hasan, ia menuliskan kalimat "tak kenal tapi sayang", ungkapan betapa cintanya Rasulullah SAW pada umatnya, meskipun Rasulullah SAW telah tiada, ia mengingat kita, iya kita, umat yang saat ini masih bernaung di muka bumi, dan Rasulullah SAW rindu banget sama kita. Kangen, pengen ketemu kita yang sedari dulu dia rindukan.

dok pribadi


Rasulullah SAW memang belum pernah melihat kita, meski tak kenal, ia sayang banget sama kita, kangen pengen ketemu kita. Membayangkan betapa Rasulullah SAW merindukan kita, membuat saya pribadi merasa malu dan hina. Sadar masih banyak alpa dalam bersholawat atas Nabi SAW. Bersyukur, alhamdulillah, sholawat menjadi hal yang wajib kita baca dalam bacaan tasyahud setiap kita sholat. Coba kalau gak ada? gak tahu lagi gimana sombongnya lisan kita melupakan sholawat untuk baginda Rasulullah SAW. Manusia yang memperjuangkan Islam hingga menjadi agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta.

Membaca  buku karya Abdillah itu,seolah  kita terbawa hanyut akan cerita nabi SAW di masa silam. Di depan para sahabat, Nabi SAW mengutarakan betapa rindunya ia pada kita. 

"Kaum yang hidup sesudah kalian. Mereka membenarkan aku, padahal mereka tidak pernah menyaksikan aku. Mereka menemukan tulisan (Al-Qur'an dan Hadis) dan beriman. Mereka mengamalkan apa yang ada dalam tulisan itu. Mereka membelaku seperti kalian membelaku. Alangkah inginnya aku betemu dengan mereka," 

begitulah jawaban Rasulullah SAW kepada para sahabat yang saya kutip dari buku Abdillah F.Hasan.

Sungguh, mulia betul hati Rasulullah SAW, bahkan menjelang ajal menjemput, Nabi Muhammad SAW menyebut-nyebut ummati ummati...umatku, umatku.

Bersyukurlah kita, masih bisa mendengar dan membaca kisah Nabi SAW lewat kalam Ilahi, juga hadis. Berabad jarak antara kita dan Rasulullah SAW, namun ia tetap setia dan berjanji memberi syafaat bagi umatnya yang mengikuti ajarannya di akhirat kelak. 

Sesungguhnya hari ke hari usia kita kan terus berkurang, maka mengisinya dengan  lantunan shalawat pada nabi adalah kemuliaan. Semoga kita bisa berkumpul dan bertemu Nabi Muhammad SAW di negeri akhirat. Negeri abadi, di surga-Nya.


 اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ

Allahumma salli `ala muhammadin wa`ala ali muhammad
Ya Tuhan kami, selawatkanlah ke atas Nabi Muhammad dan ke atas keluarganya.


Komentar