The Power of Ilmu




Dalam hidup, menuntut ilmu itu wajib. Begitulah petuah guru ngaji yang melekat dibenak. Tak ada yang salah dengan kalimat itu, karena dalam Al-Qur'an perintah "bacalah" sudah turun beribu-ribu tahun yang lalu kepada Baginda Rasulullah SAW.

Sebagai umatnya, mengikuti jejak nabi adalah yang terbaik. Bayangkan,di ujung hayatnya, Rasulullah SAW masih menyebut-nyebut nama umatnya.  Dan hari ini, kita adalah umat yang Rasulullah SAW sebut-sebut itu. Ya, kita yang dirindukannya.

Mencari ilmu tak ada batasan umur. Manfaatkanlah waktu, seperti nasyid dari Raihan 'demi masa'. selagi sehat lahir batin, tak ada yang terlambat untuk belajar, terutama dalam mencari ilmu untuk persiapan menuju hari akhir. Hari pengadilan yang tidak ada satu pun makhluk dapat menghindarinya.
Kemarin, dalam ulasan Ustadz Nuzul Dzikri, saya takjub dengan salah satu poin yang ia sampaikan tentang pentingnya "pengulangan". 

Ustadz bilang, pengulangan itu bermanfaat bagi orang beriman, karena metode ilmu itu harus diulang-ulang.

"Karena pengulangan itu bermanfaat bagi orang beriman," begitu katanya. 

Ia pun mencontohkan tentang surat Al-fatihah yang selalu kita ucapkan dalam tiap rakaat solat kita. Surat itu terus kita ulang, apakah kita bosan? Jawabannya tidak sama sekali. 

Surat Al-Fatihah adalah pembuka kalam Rabbi, kalimat indah yang diawali puji-pujian untuk Sang Pencipta alam semesta, lalu ditutup dengan permohonan untuk diberikan petunjuk jalan yang lurus. Masya Allah, kalimat se-perfect ini diwajibkan oleh Allah untuk kita baca ditiap-tiap shalat kita. 

Ustadz bilang, gak usah bosan mengulang-ulang, karena dengan mengulang makin bertambah iman kita pada-Nya, ia pun mengutip surat Al-Anfal ayat 2, yang artinya:

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal" (Al-Anfal ayat 2)

dok: pribadi


Indah nian, rasanya menyesal dan malu, selamat ini belum berenang jauh menyelami ilmu-ilmu tentang Rabbi, Pencipta raga ini, Pemberi ruh dalam tubuh ini, Penjaga diri ini, Pelindung tiap-tiap langkah kaki ini, Penyantun diri ini yang tak punya daya tanpa-Nya.

"Perlu dipahami soal ilmu, Pengulangan itu pahala," kata Ustadz Nuzul lagi.

Ustadz juga bilang, orang yang berilmu itu mendapatkan kenyamanan, apapun masalahnya, apapun ujiannya. Kenapa?

Ada dua sebabnya.

Pertama,  bahwa ketenangan dan kenyamanan adalah milik Allah, maka untuk mendapatkan ketenangan kenyamanan kita harus kembali ke Allah SWT.

Ustadz menganalogikan begini, kalau kita pengen smartphone i-phone maka perginya ke apple-nya langsung, gak mungkin kan ke Samsung...

Kedua, karena orang yang berilmu itu sudah tahu jawaban atas masalahnya sendiri. 

Nah ustadz kembali mencontohkan, seperti  ketika  kita dikasih ujian kimia tersulit di dunia, apa udah keringat dingin? nah, ketika kita tahu jawaban nya keringat hilang dan kita bisa kerjain sambil cengar-cengir, karena sudah tahu jawabannya. 

"Nah gimana anda bisa sabar bisa bertahan sementara anda gak tahu ilmunya? Gimana anda bisa bertahan hadapi ujian sementara anda gak tahu ilmunya. Itu ada di surat Al-Kahfi 68," kata Ustadz Nuzul.

Surat Al-Kahfi Ayat 68
وَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلَىٰ مَا لَمْ تُحِطْ بِهِ خُبْرًا

Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?


Saya pun mengangguk, membenarkan logika ini. Karena sesungguhnya 
yang jadi "masalah" bukan masalah dalam hidup kita, tapi ketika dikasih masalah kita gak tahu ilmunya. 

Pada akhirnya, hanya Rabbi yang bisa menurunkan ketenangan buat kita, dan cara kita untuk bisa menjemput ketenangan itu adalah dengan mengingat Dia, ulang-ulang, inget Rabbi terus, merengek, minta ampun, minta dilimpahkan karunia-Nya, mohonlah, karena dia Sang Maha. Adalah mudah bagi Rabbi memberi  ketenangan untuk kita, hambanya. 

Get closer to Him, remember Him, karena hanya dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenang.

Alhamdulillah.....


--------------

*Tulisan ini saya buat berdasarkan catatan yang saya catat pada kajian ilmu tentang adab berilmu yang disampaikan oleh Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri Lc , Sabtu, 10 Februari 2018 di Masjid Nurul Iman Blok M Square, Jakarta Selatan.

Mohon maaf, catatan ini mungkin banyak kekurangan. Semoga dapat bermanfaat.




Komentar