Yang Tersayang Tengah Mendoakanmu

Gadis remaja itu terharu, Ibunya bertutur dari balik telepon tentang pria bertubuh kurus itu. Ya, Ayah gadis itu semalam menangis haru, tak percaya gadis sulungnya sudah beranjak dewasa, lalu tengah bergerilya di medan ujian. Ayahnya bahagia kala mendengar gadis remaja itu lulus tahap awal sebuah tes. Beberapa kali ia katakan sedih, rindu, pada Ayahnya yang pekerja keras itu. Ah, bagi saya, inilah namanya doa orang tua yang tak terhalang oleh jarak. Sebuah doa adalah ikhtiar yang mampu keduanya lakukan di seberang sana. Mendoakan si sulung mendapatkan yang terbaik dalam rute yang kini sedang ia tempuh. 

Gadis remaja itu bahkan tidak menyangka, sedimikian langkah yang sudah ia jalani, ia masih saja berpikir semua ini bagaikan sebuah mimpi. Hampir setiap hari gadis itu bertarung dengan sekelumit aktifitas ujian. Ia tergabung bersama ribuan remaja lain yang datang dari berbagai daerah. Panas dinginnya cuaca bukan penghalang, bahkan malam itu dengan nekat ia beranikan diri membelah jalan sendirian, niatnya hanya ingin berkunjung ke gedung bernama "Polda Aceh" untuk sekedar menghadiri agenda pengumuman calon penjaga keamanan negara. Ah, gadis ini sungguh berani.
pics: http://ak.picdn.net

Malamnya, sang Ibu muncul lagi dari balik telepon, suasana riuh pembeli yang tengah menikmati nasi goreng buatannya seakan mengiringi alunan percakapan Ibu-anak itu. Tiap malam, Ibu gadis itu menukarkan puluhan bungkus nasi goreng dengan lembaran-lembaran rupiah. Ia tak peduli pada lelah yang ia pikul saban hari, lalu nyeri tulang yang mungkin saja menyerangnya. Kendati demikian, tetap saja, jika dua insan ini terlibat percakapan, ada saja intonasi meninggi yang muncul dari keegoisan masing-masing kubu. Terkadang si gadis menegur Ibunya untuk tidak terlalu lelah mencari uang, namun belum apa-apa si Ibu sudah memotong pembicaraan si sulung dan mengganti ke topik berlainan. Saya hanya tersenyum melihat gelagat mereka, sering keduanya terlibat percakapan ala kadarnya seperti itu.

Saat malam-malam yang telah lampau, waktu saya dan si gadis belum juga diserang kantuk, si gadis meluapkan belenggu yang menggerogoti benaknya. Menyimak kisah hidupnya yang lumayan pelik, membuat saya semakin yakin untuk menularkan virus optimis padanya. Dengan pelan, saya mencoba membisikkan kalimat positif untuknya, "Hidup ini terus berjalan, bahkan dalam keadaan sulitpun kita harus berusaha bertahan, tidak ada yang sia-sia di dunia ini, jangan pernah remehkan diri sendiri,"

pics : http://spock.fcs.uga.edu
Dulu, saya mengenal gadis itu masih dengan keluguannya bermain tali karet bersama rekan sejawat. Tapi kini, gadis remaja itu sudah mencoba menjadi dewasa, pengalaman hidup membuat ia mencoba merubah pola pikir tak lagi seperti yang lama. Mungkin dulu ia senang menerima yang biasa-biasa saja menjadi konsumsi hidup, tetapi kini ia ingin menciptakan yang luar biasa untuk perjalanan hidupnya. Saya bangga pada gadis ini, meski sesekali terlihat kekanak-kanakkan, pemikirannya sudah matang untuk mau peduli pada mereka yang di rumah sana, pada mereka yang tiap malam ia rindukan. Keluarga :)

Banda Aceh, 7 Mei 2014


*this's my true story of my cousin about her journey to follow police examination here :)
@anggitaRAmalia

Komentar