Dear Khairul Anwar

Assalamu'alaikum

Dear Khairul Anwar...

Awal April, ketika Maret akan beranjak,  kamu pergi dari kemelut dunia. Tak pernah terlintas dibenakmu akan berakhir dengan  bermandikan darah. Durjananya ia yang tega melepas timah panas ke arahmu, aku tak tahu apa ia sengaja atau  bukan, sungguh tidak pantas benda laras panjang itu harus dipakai untuk menghabisi umat di dalamnya. 

Wahai bocah tak berdosa...

Perih yang kau rasa saat nyawa hendak hengkang dari tubuhmu, mungkin akan jadi nestapa yang dirasakan Ibundamu yang masih diam membisu. Lewat media, aku baca kisah Ibumu yang masih diselimuti lara. Banyak orang yang begitu simpati akan kisah tragis yang menimpa kamu, Ayahmu, dan juga pamanmu. Duka ini bagai menyulap warna demokrasi tanah rencong. Entah setan apa yang merasuki mereka, tak secuilkah mereka miliki rasa saling mengasihi? 

sumber gambar : akuislam.com

Khairul Anwar yang disayang Allah,

Bumi ini tak hanya bergoncang tatkala gempa sedang terjadi, gersangnya hati seorang manusia juga dapat menggoncangkan nurani menjadi benci. Ketika iman lolos dari jiwa seorang insan, maka yang terlihat hanyalah rupa bermuka adam, namun berhati iblis. Na'uzubillahiminzalik. Allah punya jalan tersendiri untuk menyayangi hamba-Nya, wahai dirimu yang masih mungil lagi suci, aku berharap semoga Khairul Anwar terus disayang Allah.

Khairul Anwar yang baik..

Jangan pernah menyesal pernah hidup di bumi ini. Sesungguhnya tidak ada yang sia-sia dalam Maha Karya Ilahi, kamu yang sudah berhasil hidup untuk beberapa saat adalah nikmat Tuhan yang amat bernilai. Warna kehidupan memang mudah pasang surut, bahkan iman seseorang pun begitu. Maka ujian yang Allah datangkan adalah cara Sang Pencipta menyeleksi hamba yang benar-benar taat. Kamu adalah balita kecil yang diberi kemudahan untuk berpulang lebih awal, tidak berlama-lama menapaki jejak di dunia fana.

Wahai pahlawan kecil...

Kamu sudah melihat sejenak cerita dunia yang terkadang membuatmu bingung. Perpecahan umat adalah hasil dari gelora emosi yang meletup-letup, manusia yang ego dan tak mau kalah dengan segala keinginan yang semu. Semoga saja, lewat peristiwa ini, dapat membuka hati para pemangku suara rakyat untuk lebih peka akan realita. Supaya tidak ada lagi si mungil yang harus berakhir dengan semburan darah. Supaya tanah Aceh tak lagi berair mata karena manusia angkuh yang hidup di atasnya.

Deungoe lon kisah saboh riwayat, kisah baroe that bak saboh malam, watee si nyak mantoeng eh lam pangku poma, hana neusangka seunjata ka troeh teuka. Allahu Rabbi, semoga tak ada lagi simbahan darah di bumi Serambi. Amiinnnn.....

Wassalamu'alaikum

Banda Aceh, 1 April 2014

@anggitaRAmalia

Komentar