Hei Kalian, Aha Do Kabar?

Bocah kecil yang usianya genap 6 tahun pada 10 Maret kemarin, tak lagi wara-wiri membawa candanya yang khas. Rindu ini seakan belum habis, bertahun-tahun tak jumpa, akhirnya kesempatan seminggu bersama mereka lagi terwujud juga waktu itu.

Momen menghadiri resepsi pernikahan kakak sepupu saya pada 17 Maret kemarin adalah alasan utama mengapa tante dan dua bocah narsis itu pulang lagi ke Aceh. Senang sekali bisa bercanda dengan mereka, ketawa-ketiwi, bahkan saya sendiri sampai lupa proyek proposal yang saya lakoni untuk menyusun tugas akhir kuliah. Well, hehe..semuanya demi bertemu mereka lagi, akhirnya saya pun meng-aminkan untuk pulang satu minggu hanya untuk bisa bersama-sama, together with them ^^

Bocah 6 tahun itu dipanggil 'Excel'. hah? Jangan syok wahai saudara, hehe...itu Om saya yang memberikan nama super modern pada bocah berambut keriwil itu. Nama yang  mirip dengan salah satu produk keluaran Microsoft. Oalah, satu keluarga dulunya sempat histeris, dramatis, lalu tidak bisa berbuat banyak karena si Om tetap keukeuh memberikan nama putranya Excel. Oke fine!  Dan sampai sekarang saya belum sempat nanyain ke si Om perihal sebab musabab anak keduanya diberi nama Excel.

Excel bergaya ala super hiro di Pantai Pelabuhan Krueng Geukueh (dok.pribadi)

Alhamdulillah waktu itu Tante saya meminta saya untuk ikut turun tangan membantu memberikan nama lengkap Excel. Waktu itu saya masih duduk di bangku SMP kelas 2, bermodal cari-cari nama indah dalam Islam via baca buku, akhirnya saya putuskan namanya menjadi Excel Rafiq Al-qadri, Rafiq berarti 'teman atau pendamping' dan Al-qadri berarti 'mulia atau yang mulia'. Nah, itulah nama lengkap lelaki yang sudah masuk TK itu. Selain super aktif dan suka menyanyi, Excel itu ngangenin bagi saya, tingkahnya yang serba polos, lucu, dan pintar baca surat-surat pendek dalam Al-qur'an,  semoga dia menjadi pribadi yang mulia dan suka berteman dengan tulus. Aminnn.....

Sayangnya, Om tidak bisa ikut bersama Tante dan dua anaknya untuk bertamu sejenak di kota Lhokseumawe. Meski begitu, perjalanan touring dengan saya sebagai guide mereka akhirnya kesampean. Walau hanya keliling kota Lhokseumawe yang 'muter-muter itu-itu lagi' hehe...mereka tetap senang jalan-jalan di kota kelahiran saya ini :D

Mandi laut di Pantai Ujung Blang, hadang ombak aja nih kerjanya :D (dok.pribadi)




lagi liat apa sih kalian? :D (dok.pribadi)
Akhirnya, saya ibarat 'mamak' dari sepupu-sepupu saya yang masih imut-imut itu, hehe...soalnya kemana-mana mereka selalu minta saya 'mengawal' mereka jalan-jalan, maklum lah mereka masih berusia kanak-kanak, tentu saja karena momen agenda nikahan sang Kakak tersebut menjadi momentum untuk berkumpul jadi satu lagi. Bahkan lama sudah tak pernah bertatap muka, akhirnya saya bisa bertemu dengan Opung (nenek) Rita dari Kutacane, ia adalah saudara dari almarhumah nenek saya dari pihak Ibu yang berdarah batak. Almarhumah nenek adalah perempuan bermarga Silalahi yang masuk Islam saat ia masih muda dulu, (saya lupa tahun berapa nenek masuk Islam). Hingga akhirnya nenek pun bertemu Kakek saya yang berdarah Aceh.

Berjumpa Opung Rita seakan mengingatkan benak saya akan sosok Almarhumah Nenek Rena, wajah mereka pun mirip. Opung bercerita banyak hal pada saya dan juga anggota keluarga yang lain. Setelah perpuluh tahun tak bertemu, akhirnya 2014 menjadi tahun yang mempertemukan kami lagi. Dari beliau lah saya tahu sedikit kosakata bahasa batak, seperti maridi (mandi), mangan (makan), sampai 'aha do kabar?' yang artinya 'apa kabar?'. Hehe....Horas!!
Meski Opung non muslim, ia begitu terbuka dan sangat menyayangi kami para cucu-cucunya. Teringat waktu saya hendak balik ke Banda Aceh kemarin, Opung memeluk saya dan berujar pelan, "Gapai cita-citamu ya, jadi orang sukses di masa depan," matanya sedikit berkaca-kaca. T_T

Di hari resepsi kemarin, Opung juga menyempatkan diri untuk menyematkan kain ulos pada kedua mempelai, meski tidak ada unsur adat Batak pada pernikahan tersebut, namun Opung menghantarkan ulos sebagai hadiah darinya untuk kedua insan itu.

Saat hari H, i am missing them, (dok.pribadi)


Bareng dara baro, piss stylee :D (dok.pribadi)
Selain cerita tentang Opung Rita, romansa masa muda Tante dan Om saat menikah beberapa tahun lalu menjadi nostalgia yang indah. Tante saya itu sempat berbagi kisahnya di masa silam. Pernikahan keduanya adalah doa yang dijabah Allah, Ya, Almarhumah Nenek Rena pernah berdoa agar Om saya dapat menikah dengan pariban-nya (pariban, sepupu). Alhamdulillah, keduanya berjodoh dan menikah seperti harapan yang diinginkan nenek dulu. Hingga keduanya dikaruniai dua anak bernama Sarah dan juga si bocah super aktif 'Excel'. Alhamdulillah, hidayah pun datang untuk Tante waktu itu, meski pernikahan keduanya dulu penuh dengan suka duka, Tante saya tetap yakin dengan pilihan barunya, masuk Islam dan hidup bersama Om saya. So sweet yaa.. :D

bareng Excel, narsis yaa.. (dok.pribadi)

Nah nah, ceritanya kok jadi mellow gini ya, hehe...tapi memang iya, dulunya saya sempat heran dan tidak percaya punya nenek yang jadi muallaf, lalu tante yang juga muallaf. Alhamdulillah, seiring berjalannya waktu membuat saya kian dewasa. Jalan hidup adalah pilihan bukan? Maka pilihlah mana yang sesuai hati nurani. Mungkin seperti itu logikanya. Bahkan saya sendiri merasa malu dan canggung kalau pulang ke kampung Bapak saya di Tanjung Morawa, Medan. Kerabat Bapak yang bermarga Situmorang sangat fasih berbahasa batak, nah saya dan ketiga adik saya malah tidak paham sama sekali. Maklum lah, lahir dan besar di Aceh, tapi beneran saya tidak tahu bahasa ibu dari Bapak saya itu.

Syukurlah Opung Rita mengajarkan beberapa kosakata yang gampang diingat, jadi saya bisa paham sedikit bahasa batak. Meski begitu, Bapak pun tak begitu akrab dengan bahasa daerahnya, sejak muda ia sudah pergi merantau ke luar Medan untuk menuntut ilmu dan juga bekerja. Makanya waktu merantau ke Aceh, jadi awal kisah baru dimana Bapak bertemu Bunda saya dan hidup seperti sekarang. Walah, hidup yang sukar ditebak pemirsah :D

Bunda jadi 'anak muda', jadi driver tangguh saat hujan deras menghadang (dok.pribadi)

Terharu biru jadinya jika mengingat penggalan kisah bersama-sama mereka hari itu, Semoga saja di hari depan dapat bertemu dan bersilaturahmi kembali. Tante dan kedua buah hatinya sudah balik lagi ke Kerawang, Opung Rita yang kembali lagi ke Kutacane, ada pertemuan, tentu ada perpisahan. ^_^
Bintang pulas sekali boboknya, shhtttt...jangan ribut yaa.. (dok pribadi)
Sing palingkong, sing palembang, itulah kalimat bin aneh yang sering dilontarkan Excel jika tengah hiperaktif . Kalimat yang entah dari mana muncul lalu ia tuturkan sebagai lucu-lucuan.  Kalimat itu bukan lah mantra ajaib atau kata-kata keramat pengusir rasa lapar, loh kok? hehe...bocah berambut keriwil itu tidak pernah bisa diam jika tengah beraksi. Lari sana-sini tanpa kenal lelah, Halo sepupu saya yang baik hatinya, Malika, Bintang, Sarah, Excel, Aha do Kabar?

@anggitaRAmalia

Komentar