Sshttt...Mesinnya Lagi Istirahat Kok


Tetangga sebelah kamar kos menjerit, “Kann,matiii!!!” nada geram yang terlontar lantaran tak kuasa mengalami peristiwa gelap gulita. Malam kian larut, namanya juga  mahasiswa, jangan heran jika masih gentayangan tengah malam karena berkutat dengan tugas. Nuansa temaram menjadi teman, hanya menatap lilin yang usianya tak panjang. Hening sudah waktu tengah malam, saat tuts-tuts papan ketik laptop tak lagi bersuara, baterai yang habis daya, menyisakan kerlip lampu berwarna orange, pertanda laptop tak bisa lagi melek, ia sudah stand bye dengan otomatis.

Sudah beberapa hari terakhir pemadaman bergilir berlangsung di Banda Aceh, dan juga daerah-daerah lain di Aceh termasuk pula wilayah Sumatera Utara. “Insya Allah, minggu kedua Bulan Maret 2014 ini listrik di Aceh bisa kami pastikan normal kembali,” kata Deputi Manajer Hukum dan Humas PLN Wilayah Aceh, Said Mukarram (sumber: aceh.tribunnews.com). Ya, setidaknya sudah mampu menenangkan hati saya sejenak, berharap minggu kedua Maret aliran listrik tidak lagi hidup-mati.

sumber gambar : www.lintas.me

Seperti yang kita tahu, pasokan listrik Aceh berasal dari Medan, dan kini ada dua mesin 400 megawatt sedang diistirahatkan alias mengalami masa pemeliharaan agar kerjanya bisa kondusif lagi nantinya. Hal ini sudah berlaku sejak November 2013 lalu (sumber: aceh.tribunnews.com) meski saat itu PLN berusaha untuk menyewa beberapa mesin pembangkit listrik agar masyarakat tidak jadi korban PHP karena pemadaman. (upss)

Nah, saya pikir listrik adalah kebutuhan nomor wahid semua umat di era sekarang. Bayangkan jika semua gadget yang dimiliki tiap orang, dan juga alat elektronik serba canggih lainnya tak bisa berdaya tanpa listrik. Maka ketika si listrik sedang istirahat dalam semalam hampir tiga kali pemadaman, membuat masyarakat jadi pasif dan tak mampu berbuat banyak selain menggerutu, menggugat, bersabar, dan memilih untuk menunggu listrik kembali dihidupkan. Baiklah, realita pemadaman listrik ini sebenarnya bisa menjadi momentum penghematan listrik, berkah bagi penjual mesin ganset, dan juga musibah kecil bagi mahasiswa akhir yang sedang sibuk-sibuknya menyelesaikan maha karyanya. :D

Sudahlah, dikesalkan juga tak ada gunanya. Tentu masuk akal jika mesin listrik perlu diistirahatkan, ibarat umat Islam yang wajib menunaikan ibadah puasa setahun sekali sebagai momen mengistirahatkan organ-organ tubuh sejenak dari aktifitas makan minum.  Bahkan jika berkaca pada Negara-negara lain, kita masih bisa hidup normal dan serba berkecukupan seperti kini. Lihat beberapa wilayah di pantai timur Amerika yang diguyur badai salju pada Januari 2014 lalu. Dengan cuaca se-ekstrim itu aliran listrik di wilayah tersebut putus untuk beberapa waktu dan mereka hanya bisa bertahan di rumah masing-masing dan juga mengungsi ke tempat yang aman.  So wrap our resentment by kind thought that the electricity will be live soon.^^

 ***
“Alhamdulillah hidup!!!” teriakan tetangga sebelah kamar saat jarum jam sudah melewati angka 12. Dini hari sudah datang, dua mata bertahan di hadapan layar segiempat, kembali bersahabat dengan tuts-tuts keyboard,. Habis gelap terbitlah terang. ^^

@anggitaRAmalia

Komentar

  1. ulasan yang lengkap, kunjungi juga ya artikel saya di: http://nowayreturn.blogspot.com/2014/02/balada-mati-lampu.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas kunjungannya ^_^ happy blogging :D

      Hapus

Posting Komentar