almost dying


Today, when Friday morning, saat jarum jam bergerak menuju pukul 9 pagi. Insiden nan pilu sekaligus memompa jantung untuk terus berdegup ketakutan saya rasakan begitu kentara. Rasanya tak ingin insiden itu terulang, satu hal yang membuat saya trauma usai mengalami insiden itu, “Saya harus berhati-hati mengendarai sepeda motor!” itu bunyi pesannya.


Belum jauh dari area kos, sekitar 20 meter ke arah utara sebuah kecelakaan yang hampir meregang nyawa seekor hewan imut tak bisa dielak. Motor saya sudah melaju hebat dan menggilas bagian tulang kaki sang kucing malang namun tidak mengucurkan darah segar. Syukurlah, namun saat saya berbalik arah menemui sang kucing yang sudah tergeletak lemah, dengan mata kepala sendiri saya melihat denyut jantungnya berdetak cukup cepat, cepat, sangat cepat, dan benar-benar membuat saya hilang akal. “Apa dia akan mati?” teriakan dalam hati berbicara.

sumber gambar hewanpedia.blogspot.com

Saya berlari cepat menghampiri sebuah rumah yang merangkap sebagai tempat distribusi merk roti ternama sekarang, sebut saja rumah SR. Ya, di rumah SR tersebut saya meminta bantuan dan seorang pria tinggi keluar dari rumah itu dan lekas mengikuti langkah saya menemui sang kucing malang. Proses evakuasi pun berhasil, sang kucing sudah berada pinggir serambi rumah SR namun masih dengan keadaan awalnya, denyut jantungnya yang terus saja berdetak hebat. “Bang, apa dia baik-baik saja?” tanya saya ingin tahu, walau saya yakin Abang itu jelas tidak mengerti masalah kucing. Malah ia menyarankan saya untuk mengambil cangkul sebab kucing itu akan mati sesaat lagi. namun, dengan cepat saya opitimis, “I feel the cat is not die..it’s can be alive again.yes…” saya berusaha menenangkan diri.


Menit demi menit berlalu hingga tak terasa sudah hampir satu jam saya menunggu si kucing malang yang masih dengan keadaannya yang begitu nestapa. Saya sudah berulang kali menghubungi teman karib saya yang kuliah di jurusan kedokteran hewan. Namun, saat itu ia tengah ujian dan belum bisa menjumpai saya yang butuh bantuan. Menunggu adalah proses yang sangat membuat saya jenuh tadi pagi. Belum lagi melihat aksi si kucing yang seperti ingin mati. Sebelumnya ia sempat mengeluarkan kotoran saat tengah sesak, dan Abang itu dengan enteng mengatakan, “Ini dia mau mati, udah keluar kotoran soalnya,” ungkapnya cepat. Hati ini ingin menangis, “bagaimana mungkin ini bisa terjadi?” jerit hati ini.


Menit berikutnya, teman saya datang, bukan seorang lelaki, tapi wanita sama seperti saya. kami berdua membawa si kucing langsung ke klinik hewan di fakultasnya. Di perjalanan, kucing itu meraung dan berhasil menyobek sarung tangan yang dipakai teman saya. ketika sampai di klinik, kucing tersebut bergaya seolah-olah sudah sehat. Ia bisa berjalan lagi, kepalanya sudah bisa ditegakkan, matanya bisa berbinar dan menerawang sekitar, lalu langkahnya tidak menunjukkan tanda-tanda gontai atau lemah lunglai. Semua bagus, dan tidak ada masalah. “Kasih makan saja kucingnya ya,” seru dokter hewan yang saat itu berjaga.


Kami pun mampir disebuah warung nasi di fakultas pertanian. Usai mendapat restu dari pekerja warung untuk memberikan nasi sisa bagi si kucing malang, mulailah kami berdua berusaha meyakinkan sang kucing untuk memakan nasi tersebut. Walah, bukannya makan ia malah kabur, lari kesana-kemari di arena tong sampah dan mulai berjalan anggun menyusuri pinggiran got dengan mata terus menerawang. 

“Tampaknya kau sudah sehat ya nak?” saya senang melihatnya mulai aktif kesana-kemari. Saat itu juga saya memutuskan untuk meninggalkan kucing liar nan malang itu disana.  Ia benar-benar cepat menghilang, tak kelihatan lagi di mana ia berada.


“Sudah jam 10 lewat!” saya berdecak. Saya mengaku salah sudah terlambat untuk pergi ke kampus dan sudah berjanji untuk datang menjumpai mereka, ya! Teman-temanku!


Terimakasih pada Allah SWT yang sudah memberi saya dan kucing itu keselamatan, hingga ia masih bisa hidup dan berlari kesana-kemari. Terimakasih juga buat my best friend, novia, yang sudah dengan gagah beraninya membantu saya menyelesaikan permasalahan ini. juga buat kakak pekerja di warung nasi, dokter jaga di klinik, dan juga teman-teman di Rumah SR yang sudah memberikan pertolongan pertama berupa membantu saya mengangkat kucing ke halaman rumah mereka. Maaf, saya sedikit tidak berani memegang kucing. :D


                Buat teman-teman yang lain, mari berhati-hati mengendarai sepeda motor, lihatlah kanan dan kiri, karena kucing itu sering berdiam di semak dan ingin menyebrang lalu tak tahu bahwa banyak kendaraan lalu lalang di depannya. Be careful guys ^_^

Komentar