Don't Cry

By Anggita Rezki Amelia

            Setiap hari kau pikul bebanmu tanpa suara, ntah itu membagikan rasa penatmu menjajakan kue-kue ubi pada pembeli di pasar. Kawanan debu nakal menghadang langkahmu. “Ayo Bu! Cuma seribu, Cuma seribu” kerongkonganmu mulai kering kala mentari sudah berwujud penuh.

                Aku tak bisa berbuat banyak, meleraimu juga tak mungkin. Seragam sekolah sudah kau lepas sejak 2 tahun lalu. Kenangan lama masih membekas, kau menangis kencang saat langkahmu tak bisa menghadang gerbang sekolah kembali. 

sumber gambar www.google.co.id


                Sayur-mayur mulai laku, bersyukur bulan ini begitu banyak berkah menghampiri. Jeritan masyarakat kecil menyeru keadilan. Suaraku mungkin terlalu renta untuk didengar mereka yang berdasi. Biarlah, ada Tuhan Yang Maha Tahu segala yang ada di semesta ini.

                “Bu, semua kuenya sudah laku!” 

The End
               

Komentar