sebuah doa


Hampa…..
Hening…
Sunyi…
                Dan hanya alunan instrument itu saja yang mengalun terdengar rapi, aku seperti tersudut dalam sebuah ruangan kecil, sendiri…tanpa siapapun, dan aku merasakan kesakitan mendalam dalam hati. Ne, I’m lonely..
                Semua yang terlihat seakan semu, aku ingin menahan air mata ini agar tak jatuh. Ya, Aku rindu mereka lagi, keluargaku, Ibuku, Ayahku dan adik-adikku semua. Aku rindu menyalami kedua tangan Bunda dan Bapak, mereka yang sangat kuhormati sekarang tak lagi bisa melihat aktifitasku seperti dulu. Aku masih ingat ketika akan meninggalkan rumah menuju sekolah, kucium tangan kanan bunda berpamitan untuk pergi menuntut ilmu.
                Aku rindu saat-saat itu…
                Kemudian waktu menghujam pikiranku untuk tersadar, Aku tidak sedang berada di masa lalu, aku tengah berada di sebuah tempat dimana orang tuaku mengamanahkan keberhasilan tertancap dalam langkahku setiap harinya, langkah yang tak henti bergerak ke masa depan. Dimana saat itu semua telah berubah. Ya, waktu membuat semua terasa cepat dan berubah.
                Aku hanya ingin Allah terus menuntun hidupku agar tak salah langkah, sungguh menjadi anugrah yang luar biasa, ketika raga ini terbasuh oleh percikan air wudhu kemudian mulai mengadahkan tangan untuk berdoa pada sang Pencipta. Ketika tangan ini menampung air mata yang jatuh karena menyesali sikap yang masih berlumuran dosa, ketika tangan ini menampung air mata karena diri masih juga membuat orang tua terluka, ketika tangan ini masih juga menampung tetesan demi tetesan air mata karena setiap hari sibuk dengan dunia. YA Allah…….Maafkan hamba, dunia membuat hamba lupa, dunia membutakan segalanya, dan dunia adalah sebuah ujian yang Engkau berikan untuk menguji ketaatan hambaMu. 



Angin…menghembus malam tanpa bintang
Langit malam yang gelap mengisyaratkan hujan kan datang….
Ya Allah Ya Tuhanku…
Jauhkan hamba dari apa-apa yang tidak baik di dunia ini..
Hamba ingin selalu berada di dekatMu wahai Rabbi..
Tuhanku
Engkaulah  yang menciptakan ragaku mampu bersanding dengan jiwa yang tak tampak
Engkaulah yang Maha Mendengar isak tangisku yang kupelankan
Engkaulah yang Maha Mengetahui bagaimana kemelut perasaan yang tertanam dalam hati ini
Ya Allah…
Hamba MencintaiMu…
Ridhai jalan hamba, untuk terus mencintaiMu selalu dan abadi…
Aminnn….

Banda Aceh 27 November 2011
22.13 WIB
Created @AnggitaRyeowook

Komentar