KETIKA SANG HERO KEHABISAN NAFAS


Ketika seseorang yang merasa sempurna itu mulai terdepak
Ia meletup-letup bagai merapi yang siap meletuskan laharnya
Seakan ia pura-pura bungkam selama ini
Merasa diri paling hebat dan tak tertandingi
Apa susahnya mengakui
Jika kekurangan itu lumrah ada dan semua orang pun pasti bisa memaklumi
Mengapa harus menutup-nutupi segala yang ada?
Jangan jadikan ia yang kau cintai menjadi tumbal dari segala ulah                                                    kejammu
Tega benar…
Begitu santai kau umbar segalanya dengan kode kebohongan
Merasa nyamankah engkau dengan metode hidupmu yang semraut itu?
Sanggupkah engkau menjejaki bumi ini dengan lekuk dusta?

Kau seperti menutup telinga akan fakta
Berharap mereka yang mati-matian membelamu tak kau hargai jerih payahnya
Itukah yang kau sebut insan yang berbudiman
Mengertilah…..
Jangan termakan racun dunia yang bisa terhirup dimanapun kau berada
Pasang alarm hatimu untuk tetap teguh pada suatu kebaikan
Jangan goyah..
Jangan takut orang mengucilkanmu…
Bukankah di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna?
Kau selalu berlagak paling benar
Dan setiap orang adalah kesalahan
Begitukah ajaran kehidupan yang kau dapatkan?
Memvonis orang lain seperti orang bodoh yang tak berdaya

Keras kepalamu mulai mencapai stadium akhir
Tak mampu lagi ditangani dengan kelembutan tutur hati
Semua kau vonis buruk
Dan kau lah si paling benar sedunia

Jangan bodoh….
Diluar sana banyak yang menggugatmu
Karena tingkah gersangmu yang tak mengenakkan
Mungkin bagi mereka yang masih dangkal mengenalmu
Pasti kan berkomentar begitu manisnya…
Tapi ketahuilah….
Yang sudah muak melihat tingkahmu itu bukan satu dua orang saja..
Mencapai banyak
Hanya saja mereka enggan mencercamu
Karena potongan hati mereka masih menyisakan kasih sayang
Untuk orang yang paling sombong
Yang tak tau berterima kasih
Dan tak tau apa itu definisi kasih sayang yang sesungguhnya


Kini…
Selagi panca indra mu masih aktif
Jangan sia-siakan….
Lekas kau minta maaf
Pada semua orang yang kau sakiti
Yang sampai kini pun kau tak sadar tuk mengakui salahmu
Ingatlah…
Di ujung jalan sana ada karma
Yang bisa memakanmu habis-habisan..
Mungkin saja sampai kau tua…
Namun…
Entahlah…
Semoga saja tidak sampai…

Taukah engkau
Jangan sia-sia kan waktumu untuk terus memanipulasi keadaan
Ketika ia telah pergi nanti
Dan kau belum sempat mengumbar pengakuanmu
Jangan harap kau bisa tenang…
Ketakutan membara juga perasaan nan dilema
Bisa jadi menjadi teman hidupmu kelak…
Tak merasakan ketenangan..

Jadi…
Lekaslah…
Ubah alurmu..
Jangan sampai salah untuk yang kesekian kalinya…



Komentar