Impian Milik Semua


“Alangkah bahagianya jika suatu hari nanti aku jadi presiden”
“Alangkah bahagianya jika suatu hari nanti aku jadi dokter”
“Alangkah bahagianya jika suatu hari nanti aku jadi pilot”
“Alangkah bahagianya jika suatu hari nanti aku jadi desainer yang handal”
“Alangkah bahagianya jika suatu hari nanti aku jadi penulis buku yang best seller” 



            Impian, harapan, cita-cita, keinginan, tekad, adalah penyedap rasa dalam meniti sebuah gerbang impian yang kan terwujud nyata. Impian adalah cita-cita semua orang. Impian adalah hak semua orang. Impian adalah gerbang keberhasilan semua orang. Semua orang berhak punya mimpi, angan, cita-cita juga tekad dan harapan. Mempunyai suatu mimpi merupakan batu loncatan kita mengarungi ganasnya kehidupan dibumi. Karena dengan mimpi dan cita-cita, kita akan terus mencari, menggali, menggapai sampai dititik manakah impian itu berada. Tidak peduli terletak diujung dunia sekalipun, karena berkat suatu tekad yang bulat impian sekecil dan sebesar apapun pasti akan tergenggam dengan sangat erat. Lantas, apa mereka yang kurang beruntung berhak untuk bermimpi dan bercita-cita tinggi?

            Terlahir seperti apakah kita, buruk atau tidak, mapan atau sebaliknya, berkecukupan atau tidak, pandai atau tidak, semuanya sudah diatur oleh sang Khalik yang menguasai alam tanpa batas. Seburuk dan setidak beruntungnya takdir seorang manusia itu tergantung pada si manusia itu sendiri. Pabila ia mau berjuang serta berdoa untuk mengubah nasibnya juga kepribadiannya, maka Insya Allah, jalan kehidupannya akan tertata dan tersusun rapi. Mengapa harus berputus asa pabila rumit untuk melangkah kedepannya? Apa harus menggantungkan leher ketiang tak berdosa? Allah tidak pernah tidur juga terlelap. Dimana ada semangat, kemauan, kerja keras, kesabaran serta doa…maka tidak ada yang namanya Tuhan itu tak adil.

            Perlu diingat jua, jalan menuju gerbang kebahagiaan,mimpi dan harapan memang tak selalu mudah. Rintangan pun banyak menghadang. Namun ketahuilah, dalam menghadapi segala rintangan secara tidak langsung, sang Maha Pencipta sedang memberikan kita tentang Apa Itu Arti Kehidupan. Di zaman yang semakin marak dengan teknologi seperti sekarang ini merupakan pemandangan sehari-hari kita. Entah itu notebook yang bisa dijinjing kesana kemari, handphone yang sudah dilengkapi 3G, internet yang menjadi jendelanya dunia, MP4, I-Pod, bahkan semua yang berbaur didunia ini semakin melejit dan akrab dengan teknologi. Lantas, mengapa yang dipedesaan sana, di rumah  anak-anak duafa, bahkan Tempat-tempat untuk anak-anak bangsa yang terlahir cacat tidak mengenal apa yang kita rasakan sekarang? Apa mereka tidak boleh mengenal dunia ini lebih luas?.

            Sering dan bahkan menjadi pemandangan sehari-hari kita apalagi yang berkediaman dikota-kota areal metropolitan. Gak lepas dengan pemandangan yang katanya perusak jalan, kenyamanan, dan pemandangan memburukkan pabila pengemis,pengamen, penyemir sepatu keliling, anak-anak jalanan pencari sesuap nasi, bahkan orang tua yang mulai lanjut pun bertumpahan dijalanan lengkap dengan saudara-saudara kita yang terlahir tidak sempurna. Mengapa mereka ada disana? Mengapa hidup mereka terbengkalai bagai tak ada tujuan kemana akan berarah? Banyak dari kita menyerukan “ Ayo,peduli kaum duafa, anak-anak jalanan, anak-anak yatim dan sebagainya”. Sepertinya itu Cuma seruan untuk menggelakkan suara terbanyak apalagi musim-musim kampanye seperti era 2009 ini. Why?? Memanfaatkan kesengsaraan suatu kaum demi pencapaian baratus juta voice simpati khalayak ramai? Apa gak punya cara lain, mengapa kita membuat mereka terpuruk padahal hidup mereka sudah kian terpuruk lebih menjauh?

            “Laskar Pelangi” mungkin film garapan Riri Riza yang cukup menggugah kita dan dunia Indonesia bahkan para pemimpin sekalipun. Diangkat dari Novel yang juga best seller sehingga terciptalah film yang mengetuk hati umat manusia akan besarnya kemauan, cita-cita, dan semangat anak-anak pedesaan dan anak kurang beruntung akan artinya ilmu dan persahabatan. Miskin, cacat, dan tidak punya apa-apa bukanlah halangan mereka dalam menuntut ilmu yang tidak bisa dibeli dan ditukar dengan alam semesta ini.

            Perlu dianjungi jempol pula, karena sudah banyak bukti-bukti nyata kepedulian kita semua sehingga yang dulunya tidak bisa bersekolah kini sudah bisa menuntut ilmu tiada tara. Yah, banyak anak-anak generasi muda yang dulunya vakum tak bersekolah, kini sebahagian dari mereka telah mengenal apa itu membaca, menulis, menghitung dan lain sebagainya.

            Saudara-saudara kita yang kurang beruntung diluar sana mungkin akan merasa terbantu paling tidak dengan kita memberikan mereka ilmu yang kita miliki jika memang materi tidak membayangi benak kita, maka tidak ada salahnya berbagi ilmu sesama saudara yang benar-benar membutuhkannya. Karena masa depan itu perlu dicapai, mimpi perlu diwujudkan, bukan sekedar menghayal akan terjadi suatu hari nanti padahal kita ketahui bahwa suatu hari nanti itu tak tahu kapan akan tiba dan terjadi pada kita. Mereka yang putus sekolah, putus harapan untuk mencapai cita, mungkin pemikiran mereka banyak yang terputus dan tidak memikir kedepannya seperti apa. Maka, kita generasi muda, kita yang masih kuat dan masih bisa memapah tubuh ini tanpa bantuan seseorangpun tak perlu ragu lagi untuk melangkah menghampiri teman-teman kita yang mulai putus asa melangkah dengan memberi mereka pencerahan pikiran, kesabaran dalam menghadapi gelombang pasang surut kehidupan, ketenangan lahir batin, menghadapi masa depan yang setiap orang punya, juga ilmu yang tiada tara agar mereka bisa berfikir cemerlang menjadi generasi penerus yang patut dianjungi jempol.

            Mungkin kepedulian masing-masing individu yang tergerak hatinya untuk membantu mereka yang kurang beruntung berlain-lainan cara dalam mengungkapkannya. Ada yang suka rela menjadi pengajar mereka dalam menuntut ilmu, ada yang menyumbangkan sebahagian hartanya untuk kehidupan juga masa depan mereka, ada pula yang ikhlas menjadi orang tua asuh untuk satu dua anak yang beruntung terpilih, dan banyak lagi cara-cara lain dalam berbagi bersama teman-teman kita yang kurang beruntung.



            Kita yang mungkin sekarang mengerti apa itu arti dari “I don’t know”, berbeda jauh dari mereka teman-teman kita yang sama sekali tidak tahu menahu apa sih arti “I don’t know” itu? Nah, kalau bukan kita, siapa lagi yang bisa berbagi baik itu ilmu, bahagia dan kedamaian pada mereka? Ingat, jangan pernah merasa diri ini hina, tak beruntung, dan buruk lahir ke dunia ini. janganlah terfikirkan hal semacam itu, karena sama saja dengan menentang Tuhan yang telah menciptakan kita. Sang Maha Kuasa lebih tahu segala-galanya apa yang terbaik untuk kita mulai dari lahir hingga dihari pembangkitan kelak. Maka, buang jauh-jauh berprasangka buruk atas apa yang telah diciptakan Tuhan.

            Semangatkan diri ini untuk jadi yang terbaik, buang jauh-jauh sifat putus asa yang membuat diri ini kehilangan kinerja dan semangat meniti masa depan. Gapailah mimpi, terlahir seperti apakah kita, kita tetap ciptaan Tuhan dan buatlah orang-orang disekeliling kita bangga akan apa yang kita raih dikemudian hari. Kita semua adalah manusia yang beruntung, memiliki otak yang cerdas pemberian yang Maha Kuasa. Dengan otak yang super brilliant, maka tak ada lagi alasan untuk putus ditengah jalan menggapai cita, serukan dengan keras” AKU BISA MERAIH IMPIANKU”.


created by : Anggita Rezki Amelia ( it's me ^_^)
thanks a lot for reading  > _<

foto-foto di ambil dari google






Komentar