teaches life
Semakin hari
ada saja terobosan baru hadir di muka bumi. Teknologi, kecanggihan, kecepatan,
benda-benda luar biasa, dan masih banyak
lagi yang menunggu untuk hadir setelahnya. Ketika semua itu terus saja tercipta seiring
berjalannya waktu, semua tak lepas dari peran seorang guru. Mengapa? Karena tangan-tangan
emas yang mampu merakit sebuah PC adalah berkat didikan dari para guru yang mula-mula mengajar mereka satu hal, “Mengenal bahasa”.
Guru yang
membimbing seorang anak menjadi cerdas, pintar dan berwawasan luas. Film Miracle
Worker bisa menjadi contoh konkrit dari kegigihan seorang guru mengharapkan satu cita-cita
mulia, keberhasilan muridnya. Film lama berlatarkan tanah Inggris ini menjadi
referensi orang banyak yang direkomendasikan sebagai film terbaik yang
memotivasi. Helen yang terlahir bisu, buta, liar, dan terkungkung oleh
ketidakpastian hidup dimana ia tidak mengenal bahasa begitupun maknanya. Hingga
Ny. Sullivan hadir
untuk menjadikannya sebagai gadis yang baik dan berprestasi. Hambatan demi
hambatan menjadi makanan sehari-hari Ny. Sullivan demi mendidik Helen yang
butuh pengawasan ekstra. Namun, siapa sangka jika gadis kecil bernama Helen itu
menjadi perempuan terbatas yang
berprestasi.
sumber gambar www.google.co.id |
Bagaimana
pun, rasa haru dan bangga muncul ketika Laskar Pelangi berani menampilkan diri
mereka apa adanya, di sebuah desa di Belitong. Tidak ada yang menyangka jika
Lintang akan menjadi murid terbaik hasil didikan Ibu Muslimah, kisah yang sarat
makna yang pernah hadir bernaung dalam ranah melayu Bangka Belitung kala itu.
Seorang
guru memang pantas mendapat predikat pahlawan tanpa tanda jasa. Ilmunya yang
berharga mengalir kepada generasi-generasi baru bangsa untuk menghidupkan
peradaban yang terus saja dinamis. Ketika seorang gadis kecil berusia 6 tahun
telah menghafal A sampai Z diluar kepala dan mampu menuliskan sebuah sajak sederhana
dalam bukunya, ini merupakan bentuk dari kesuksesan seorang guru. Ia yang
senantiasa mendengar keluh kesah seorang murid SD yang bertanya bermacam hal, “Bu guru, mengapa matahari itu panas? Mengapa
ada awan yang berwarna putih?”.
Namun
ketahuilah, guru bukanlah seorang tenaga pendidik yang hanya berkutat pada
ruang lingkup akademik semata. Petani, nelayan, mahasiswa, pekerja kantoran,
dosen, Ibu rumah tangga, bahkan Ustad maupun Ulama sekalipun ialah semua
kalangan yang terlibat dalam peradaban dunia sebagai sisi lain dari seorang guru di sekolah. Mereka
merupakan guru kehidupan, mereka menjalani kegiatan sehari-hari dengan segala
rintangan dan cobaan, mereka pula yang mengerti bagaimana mencari sesuap nasi
dengan cara yang halal dan membawa keberkahan. Dengan menjalani hidup mereka
belajar mengerti, menghargai, berbagi, dan mencintai. Hal itu merupakan
pelajaran, dan pelajaran itu nyata ditemui dalam kehidupan. Berguru tidak hanya
di bawah atap sekolah ditemani buku-buku pelajaran dan hafalan matematika,
namun bergurulah pada mereka yang memberikan energi positif pada denyut nadi
kehidupan. Energi yang terus membawa setiap orang untuk merasakan karunia Allah
SWT yang tiada batas. Sebuah karunia yang tidak bisa dimiliki lewat uang maupun jalur ujian.
Tersenyumlah
untuk kehidupan ini, dimana takdir yang telah digarisi Sang Khalik
mempertemukan kita semua pada sosok guru-guru tauladan, yang tak kenal lelah
memberikan ilmunya yang bernilai. Mengajarkan tanpa pamrih, berbagi kisah
hidup, dan mencari solusi terbaik untuk terus hidup dalam naungan kebahagian. Guru,
jika tidak ada lagi yang mau berbagi di dunia ini, siapa sangka jika gedung
pencakar langit itu harus roboh atau melebur dalam semenit, karena tidak ada
lagi tangan-tangan gesit nan canggih yang mampu menampilkan sebuah struktur
bangunan kokoh yang dulu pernah terekam dalam catatan sejarah. Terima kasih guru!
Anggita Rezki Amelia
@anggitaryeowook
tulisan ini didedikasikan untuk semua guru-guru yang berjasa
yang tanpa kenal lelah mengajarkan ilmu nan berharga pada murid-muridnya
terima kasih guru ^^
Komentar
Posting Komentar