LAKE

a flash fiction by : Anggita Rezki Amelia

sumber gambar www.google.co.id

         Guntur dan angin ribut masih membahana diluar sana, rombongan gerimis datang silih berganti bersama deruan angin kencang. Seseorang tengah membalut tubuhnya dengan selimut tebal, duduk seorang diri di hadapan lilin dengan secercah cahaya kemerahannya. 

            Tiba-tiba tangisan sesunggukannya terulang, sebelumnya sempat terdiam sejenak dengan mengusap simbahan air mata yang kian banyak. 

                Tanpa teman, tanpa ditemani manusia lain yang sebaya, diam dan ketakutan menjalar dalam suasana kelam dibalut hujan yang tiba-tiba deras kembali. 

                Dua belas jam yang lalu berakhir cepat, menyimpan banyak kisah tragis yang tengah menggerogoti pikiran lelaki itu. otaknya tak lagi berpikir waras kala tindakan gegabahnya merusak dan menghilangkan sebentuk kebahagiaan yang tak mungkin lagi dapat dikembalikan seperti sedia kala.

                Kesadaran itu kembali aktif saat tubuh  yang tanpa daya itu telah mengapung di atasnya. Di sebuah air biru nan pekat, di waktu mentari masih cantik memancarkan cahayanya.

                “Bunuh……bunuh dia!” suara itu membisik telinganya, membisik tajam nuraninya, memenjarakan sesaat suara-suara kebaikan.

                Bukan tanpa alasan, jika kenyataan mengumbar kebenaran yang selama ini sembunyi. Cinta yang ia anggap suci ternyata berlaku picik dan tega. Gadis malang itu merubah akal sehatnya untuk bertindak brutal, kisah masa lalu yang sudah terkunci rapat menjadi perkara penting bagi lelaki yang sangat mengedepankan kata setia.

                Darah itu mulai mengering, Guntur berganti dengan kicauan burung nuri. Tubuh itu membeku dan semakin membuat mistis sang penghuni baru.

Komentar