Seumpama Bandara
Kita sedang di bandara. Tujuan terbang pun sudah kita ketahui. Namun sayang, kita belum tahu jadwal keberangkatan. Segelintir orang perlahan-lahan sudah masuk boarding room, tak lama mereka masuk ke tubuh besi terbang, bergerak menuju tujuan. Sementara kita belum mendapat panggilan. Masih setia duduk di kursi ruang tunggu sambil sesekali melihat layar monitor jadwal penerbangan. Tak lama sejumlah orang bergabung bersama kita, duduk mengisi kursi tunggu yang masih kosong dengan beragam raut wajah. Ada yang cemas, bahagia, penuh senyuman, bahkan tak sedikit yang berderai air mata, terisak. Kita pikir, kita dulu yang dipanggil untuk naik ke penerbangan berikutnya, namun terkaan kita keliru, mereka yang baru masuk tadi malah lebih dulu mendapatkan jadwal keberangkatan dan bersiap memasuki boarding room. Kita pun sibuk memandangi mereka. Tampak salah satu diantaranya terisak, seolah enggan melangkahkan kaki memasuki kapal terbang. Ia tampak melempar pandangan ke belakang, m